Betapa bodohnya aku yg selalu mengharapkan masa laluku hadir kembali.
Padahal itu telah setahun bahkan lebih berlalu.
namun aku masih tetap mencintaimu..
Terimakasih untuk pernah hadir dalam kehidupanku, bahkan hingga detik saat aku melangkah pergi melupakanmu.
Ketika aku berjalan menjauh, aku tak akan pernah berbalik lagi padamu..
Aku ingin pergi ketanah yang tidak terjamah oleh bayanganmu, menghilang tanpa satu orangpun yang sadar,
dan pada akhirnya aku bahagia tanpa semua
dan pikiranku tentang mu.
Matamu
Bibirmu
Tatapanmu
Senyumanmu
Rambut panjang yg sempat kau sambung
Aku ingin itu sirna dalam pikiranku,
Tidak ada lagi aku pria yang bodoh, yang rela mematikan sebagian saraf
otaknya hanya untuk ‘beranggapan’ bahwa kau akan kembali dari kejauhan
sana!
dan kembali tersenyum manis kepadaku dan mematikanku dengan tatapan mata sayumu
Ini bukan lagi tentangmu, ku tahu kau telah mempunyai kehidupan barumu
tentu saja bukan denganku.
Aku hnya menulis apa yg ku rasa, tak pernah berharap yg pergi akan
kembali, merebut yg bukan lagi miliku atau sekedar memutar waktu yg dulu
sempat kau duduki
Bukannya aku egois, sama sekali tidak.
Dan kau, tidak salah sama sekali.
Yang salah hanya kenapa harus ada ‘hati’? Jika hati itu -hanya- memberi
sakit untuk seluruh sel tubuh, seharusnya tak punya hati, maka tak
tersakiti.
Bahkan aku menghabiskan berjuta-juta detik hanya untuk memerankan
peran pria sok tegar yang tidak butuh air mata, tapi lihat sekarang?
Kau tau yang terjadi?
Aku menangis sendiri, meratapi lukaku!
Tanpa kau tau!
Dan kau tak kan pernah tau..
Maka biarkan semua yg ku tulis tentangmu
Hanya menjadi ceritaku saja
kamu bahagia sudah merusak kebahagiaan orang lain? Apa itu yang disebut bahagia??
(Tentu saja tidak)
0 komentar:
Posting Komentar