Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

ISTRI KU

Aku tidak tahu dari mana harus memulai menuliskan beberapa rumpun kalimat buatmu, wahai istriku. Aku juga tidak tahu apakah kepolosanku dan ketulusanku ini akan mendapat sambutanmu. Tapi aku tiada pedulikan itu. Yang pasti, aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku adalah suamimu.
Aku tahu bahwa sebagai suami ternyata aku sangat membutuhkanmu, aku katakan ini sejujurnya. Lalu apakah engkau juga sangat membutuhkan aku, suamimu, wahai istriku? Maafkan aku atas pertanyaan ini. Bukan aku meragukan cintamu padaku, aku hanya ingin meyakinkan diriku. Sebab, kebanyakan istri kerabat maupun sahabat-sahabatku pun sangat besar rasa butuhnya terhadap suami mereka. Oleh sebab itulah aku mencarimu untuk kujadikan istri, sebab engkau adalah seorang wanita yang sholihah, lembut, sopan santun, mulia, bertakwa, suci, menjaga diri dan penuh kasih sayang.
Istriku, aku tidak segan-segan berterus terang kepadamu, meski hanya dalam bentuk goresan tinta kita ini di atas lembaran kertas yang juga milik kita, bahwa aku sangat membutuhkanmu. Dan aku tidak menginginkan dari itu semua selain agar tumbuh rasa dalam dada kita berdua akan pentingnya saling menjaga hubungan baik di antara kita. Dan bahwa hubungan yang baik itu jauh lebih mulia daripada kita berlomba-lomba dengan maksud agar diketahui siapa di antara kita berdua yang lebih unggul. Aku berharap engkau pun telah memahaminya.
Istriku, jujur aku katakan bahwa keberadaanmu sebagai istri bagiku kurasakan sangat penting bagi diriku, akalku, hati serta jiwaku. Bahkan sangat penting bagi kehidupanku juga setelah kematianku. Maka kutuliskan suratku ini untukmu, semoga engkau benar-benar mengerti betapa tingginya kedudukanmu sebagai seorang istri, betapa beratnya wasiat agama kita yang telah dibebankan kepadaku setelah aku menikahimu, dan betapa berartinya dirimu bagiku, suamimu.
Istriku, jujur kukatakan, bagiku engkau laksana permata yang sangat berharga yang tadinya aku tak tahu dimana engkau berada dan ke mana aku harus mencari. Sungguh dunia ini penuh dengan perhiasan, sampai aku tidak kuasa memilih perhiasan mana yang harus kuambil untuk kumiliki, sampai akhirnya Allah azza wajalla memberikan petunjuk kepadaku, suamimu ini, yang telah payah dan lelah mencarimu sampai akhirnya aku menemukanmu dan menjadikanmu sebagai istri. Aku tidak mengada-ada untuk sekedar membesarkan hatimu,
“Dunia ini tiada lain hanyalah perhiasan, dan tak ada satu pun dari perhiasan dunia ini yang lebih utama daripada seorang istri yang sholihah.”
Semoga engkau mengerti ini…
Istriku, jujur kukatakan, bagiku engkau adalah sumber kebahagiaan dan penderitaanku. Engkau adalah penghias rumah tempat tinggalku dan kendaraan mewahku, dan engkau adalah sebaik-baik tetanggaku. Aku tidak mengada-ada untuk mendapat tempat di hatimu
“Ada empat hal yang termasuk kebahagiaan; istri sholihah, rumah yang lapang nan luas, tetangga yang sholih dan kendaraan yang nyaman. Dan ada empat hal yang termasuk kesengsaraan; tetangga yang jelek (akhlaknya), istri yang jelek (akhlaknya), rumah yang sempit dan kendaraan yang tak nyaman.”
Istriku, tahukah kau bahwa aku bisa berbahagia bersamamu dan bisa sengsara lagi menderita olehmu? Bukan aku tidak percaya kepadamu bahwa engkau akan membahagiakanku, tentunya engkau bisa memilih. Sebab, aku sudah tahu engkau adalah seorang wanita yang memiliki kecerdasan, apakah engkau akan menjadi sumber kebahagiaanku atau menjadi sumber penderitaanku? aku berbahagia bersamamu di atas keberkahan hidup bersamamu yang telah dianugerahkan kepadaku, tentunya juga kepadamu. Aku merasa bahagia meski menurut orang lain aku sengsara, aku tidak menyesali banyaknya penderitaan, namun aku sangat berharap keberkahannya. Semoga engkau mengerti ini.
Istriku, jujur kukatakan bahwa tiada sebuah rumah pun yang akan kupandang indah dan kurasa nyaman meski seluas apapun rumah itu bila aku tinggal di dalamnya tanpamu. sungguh aku bangga padamu, istriku, karena kini aku rasakan rumahku begitu teduh, tentram dan nyaman bagiku setelah engkau yang menjadi pendampingku sejak pernikahan dulu. Semoga engkau mengerti ini.
Istriku, jujur kukatakan, tiada kendaraan mewah yang nyaman aku kendarai meski apapun jenisnya dan berapa rupiah pun harganya jika engkau tidak bersamaku di atas kendaraan itu. sebab aku merasa tiada tetangga yang berdampingan denganku saat ini, baik di rumahku maupun di kendaraanku yang kurasakan kesholihannya selain dirimu. Semoga engkau mengerti ini.
Istriku, sejujurnya kukatakan, bagiku engkau adalah ukuran kebaikanku di duniaku. Semoga engkau tahu dan memahami ini. Betapa berat amanah yang telah dipikulkan di atas pundakku setelah aku menikahimu. Aku diwasiati untuk menjagamu, bahkan aku diingatkan sekali lagi dan berikutnya dan berikutnya demi kebaikanmu. Aku mengetahui hal ini bukan sekedar mengikuti perasaanku, juga bukan berdasarkan buaian mimpiku, bukan pula dari lamunan dan khayalanku. Namun aku mengerti dan paham lalu seyakin-yakinnya aku yakini dari sabda seorang manusia yang tidak didustakan kabarnya dan tidak dimaksiati perintahnya shallallahu ‘alaihi wasallam. Tahukah dirimu bahwa beliau telah menjadikan bagaimana caraku mempergaulimu dalam kebersamaan ini sebagai tanda baik buruknya akhlakku? Beliau pernah bersabda:
“Kaum mukminin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian ialah yang paling baik akhlaknya terhadap istrinya”
Oleh karenanya, istriku, aku tidak ingin menjadi seorang yang berakhlak buruk sebab tidak bisa berbuat baik kepadamu, dan aku berharap engkau membantuku agar aku bisa memperbaiki akhlakku, (yaitu) dengan memudahkan caraku agar bisa berbuat baik kepadamu. Semoga engkau mengerti ini.
Istriku, bila engkau mendapati kebaikanku, sesungguhnya aku tidak berharap perhatianmu, aku juga tidak berharap pujianmu. Namun, aku hanya ingin semoga Alloh azza wajalla menjadikanmu istri yang sholihah yang berbuat baik kepadaku. Dan, bila engkau mendapatiku tidak berbuat baik kepadamu, semoga kesholihanmu bisa membuka pintu maafmu bagiku, dan semoga Alloh subhanahu wata’ala Yang di atas sana memaafkan kekhilafanku.
Istriku, sebenarnya masih banyak yang ingin aku goreskan dalam lembaran ini. Namun, aku cukupkan dengan mengatakan di ujung suratku ini, bahwa pada akhirnya engkau adalah pelabuhan bahteraku yang aku akan merasa tenang setelah tadinya jiwaku diliputi kecemasan dan ketakutan akan dalam dan dahsyatnya gelombang samudra kehidupan saat masih sendiri sebelum kehadiran seorang istri, dan bagiku ialah dirimu. dan semoga Dia memberkahi hari-hari kita berdua, dalam suka maupun duka.
Dari yang mencintaimu karena Alloh dan untuk Allah subhanahu wata’ala,
aku, suamimu.

TENTANG MU

Betapa bodohnya aku yg selalu mengharapkan masa laluku hadir kembali.
Padahal itu telah setahun bahkan lebih berlalu.
namun aku masih tetap mencintaimu..
Terimakasih untuk pernah hadir dalam kehidupanku, bahkan hingga detik saat aku melangkah pergi melupakanmu.
Ketika aku berjalan menjauh, aku tak akan pernah berbalik lagi padamu..
Aku ingin pergi ketanah yang tidak terjamah oleh bayanganmu, menghilang tanpa satu orangpun yang sadar,
dan pada akhirnya aku bahagia tanpa semua
dan pikiranku tentang mu.
Matamu
Bibirmu
Tatapanmu
Senyumanmu
Rambut panjang yg sempat kau sambung
Aku ingin itu sirna dalam pikiranku,
Tidak ada lagi aku pria yang bodoh, yang rela mematikan sebagian saraf otaknya hanya untuk ‘beranggapan’ bahwa kau akan kembali dari kejauhan sana!
dan kembali tersenyum manis kepadaku dan mematikanku dengan tatapan mata sayumu
Ini bukan lagi tentangmu, ku tahu kau telah mempunyai kehidupan barumu
tentu saja bukan denganku.
Aku hnya menulis apa yg ku rasa, tak pernah berharap yg pergi akan kembali, merebut yg bukan lagi miliku atau sekedar memutar waktu yg dulu sempat kau duduki
Bukannya aku egois, sama sekali tidak.
Dan kau, tidak salah sama sekali.
Yang salah hanya kenapa harus ada ‘hati’? Jika hati itu -hanya- memberi sakit untuk seluruh sel tubuh, seharusnya tak punya hati, maka tak tersakiti.
Bahkan aku menghabiskan berjuta-juta detik hanya untuk memerankan peran pria sok tegar yang tidak butuh air mata, tapi lihat sekarang?
Kau tau yang terjadi?
Aku menangis sendiri, meratapi lukaku!
Tanpa kau tau!
Dan kau tak kan pernah tau..
Maka biarkan semua yg ku tulis tentangmu
Hanya menjadi ceritaku saja
kamu bahagia sudah merusak kebahagiaan orang lain? Apa itu yang disebut bahagia??
(Tentu saja tidak)

DALAM DOA KU

Ketika hati terlalu banyak bicara tentang kamu..
ada banyak hal yang membuat mata perih
dan berair sendiri..
Disaat aku di sudutkan untuk mengikhlaskan
Ada banyak ribuan kata-kata menanya mengapa..
semua terasa kembali ke awal lagi..
Menjadi nol dan mengulang kembali..
Terlalu banyak perasaan yang menekan batin
Terlalu sering rindu meneteskan air mata..
Bahkan terlalu perih untuk menahan semuannya
Hanya TUhan yang maha tahu..
Hanya DIA yang paling mengerti..
Aku tak bermaksud untuk merebutmu untuk kembali
Atau sekedar mengharapkanmu lagi..
Aku hanya menuliskan semua yg kurasa
Walaupun hanya prosa atau fiksi semata
Sehingga menjadi puisi..
Yang pernah atau sempat kau baca
Atau tak sama sekali..
Aku hanya laki-laki perasa..
Dan mahluk TUhan yang tak sempurna..
Dalam doa ku sebut namamu lagi..

KEHILANGAN KAMU

Kamu tahu jika kehilangan mampu membuat hidup seseorang seperti kehilangan roh dalam jasadnya?
Semenjak mata sayumu menikam hatiku
Ada getar yang membuatku tak percaya
Ada cinta yang tumbuh di dalam jiwa yang terdalam
Semenajak kamu ada disini
Sejak saat bersamamu aku mengerti bagaimana rasanya mencintai yang benar-benar pakai hati..
Semenjak bersamamu, segalanya terasa dekat..
Segala sesuatunya ada..
Dan ketika cinta itu hilang dari hatimu..
Aku merasa roh ku kau ambil pergi dari jasad ini..
Aku merasa ada yang hilang..
Tanpa tau apa yang sudah aku temukan..
Aku merasa menemukan..
Tanpa tau apa yg aku cari..
Dan aku masih, dan aku masih seperti mencari..
Tanpa tau apa yang sudah hilang..
Dan semenjak kau ada segala sesuatunya benar..
Aku masih melukiskanmu dalam hati..
Melukiskan kisahmu yang tak pernah usai..
Tentang keindahan..
Rindu yang kekal..
Bagaimana lelahnya aku melupakan..
Rasa sakit yang menjadi untaian kata..
Dan tentang air mata..
Waktu membawa cintaku pergi..
Sepiku mengapa selalu datang untuk hidupku..
Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku pasti akan belajar.
Tapi jangan sudutkan aku untuk melupakan.
Sesakit apapun yang kurasa, ketika kamu pergi, aku tetap merasakan kehilangan.
Sekali lagi ku katakan..
Cintaku kepadamu bukan cinta tersisa..
Kamulah cinta pertama dan terakhirku.
Ada cinta yang tak pernah luluh untukmu.
Sekalipun tulang telah lebur menjadi debu.
Bukan aku yang mengejarmu,
Tetapi engkau yang mengorbankan dirimu
Sehingga aku mengenalmu..
dekat..hingga terlalu dekat..
Maka disaat waktu membawamu pergi dariku..
Aku benar-benar yakin bahwa kehilangan mampu membuat semuanya mati di dalam hidupku..
Hanya hangatnya tetesan air mata yang masih bisa kurasakan.
Setelah dan sesudahnya aku seperti mayat hidup.
Mati rasa..

DENGARKANLAH NAK..

nak, bila kau besar nanti, jangan pernah malu bila ada temanmu yang mengejekmu atas kenyataan bahwa papahmu tak selalu ada di rumah. yang harus kau lakukan adalah tegakkan kepalamu dan katakan “mendingan gua, ketauan bokap gua cuma satu! nah lo?! ada enam.. bokap apa rokok sampoerna mild setengah tuh?!”
bijaklah dalam menggunakan uang jajanmu. kau tau, nak? saat Papa masih duduk di bangku sekolah dasar, uang jajan yang diberikan nenekmu untuk Papah hanya sebesar 500 rupiah. memang tidak kurang, tapi Papah tidak menggunakan uang itu dengan bijak. hanya karena Papah sedang menjalin cinta monyet dengan teman sekelas, Papah jadi ikut Arisan yang besarannya telah disepakati yaitu 250 perhari. coba kamu bayangkan, nak.. apa yang bisa Papah gigit dengan uang 250 rupiah?! beli pulsa juga enggak cukup! pelajarannya adalah jangan pernah ikut arisan! dapetnya cuma sekali, bayarnya berkali-kali! rugi!
Papah tidak melarangmu untuk pergi clubbing, tapi Papah minta kamu gunakan mata, bukan insting ketika akan berkenalan dengan wanita di klub malam. bukan apa-apa, Papah pernah punya pengalaman menjengkelkan buat yang satu ini. saat itu Papah masih berstatus ‘pemain baru’. bermodal minum satu gelas Ciu, Papa mulai iseng cari cewek. ditengah kerumunan massa yang membaur di dancefloor, nemu deh tuh satu! dicolek dikit-dikit, diem aja. dirangkul dari belakang, nurut aja. sikat! Papah balikin badannya, dan kita berciuman! rasa suka cita berubah jadi duka cita ketika Papah tiba diruangan yang lebih terang. lebar mulutnya sekuping, nak!! pantas aja rasanya kepala Papah kaya dikokop semalaman!
anakku tersayang…
bila nanti kau telah menjadi seorang mahasiswa dan akan mengerjakan skripsi. jangan pernah percaya dengan perkataan, ‘ngerjain skripsi itu susah’.  skripsi itu mudah, nak. sugesti negatif dari dalam diri kita sendiri lah yang membuat hal itu terasa sangat sulit untuk dikerjakan.
Papah menyesal karena telah mengulur waktu selama tiga bulan cuma untuk berdiam diri ketimbang masuk kuliah. Dan akhirnya Drop Out dech, Papah terus khawatir dengan apa yang akan terjadi nanti bila nerusin kuliah dan seminar skripsi ini telah Papah serahkan. Papah takut ditanyain ‘siapa yang ngerjainnya?’.
pada akhirnya Papah sadar bahwa Papah enggak punya hak untuk mereka-reka apa yang akan terjadi nanti. yang bisa kita lakukan hanya melakukan yang terbaik untuk saat ini dan bila memang itu yang terbaik, maka yang baik juga lah yang akan kita dapatkan di kemudian hari. itu benar-benar terjadi kepada Papah, nak. maka dari itu, teruslah berpikiran baik.
akhir kata Papah ucapkan
“Papah selalu sayang kamu”

“NDUK CIE”

Entah apa yang ada difikiran aku saat ini. Rasanya ingin sekali menulis dan mengungkapkan isi hatiku untuk “nduk” yang aku sayang.
Ya Allah Ya Tuhan aku mencintai dan menyayanginya. Walaupun aku tahu “nduk” sudah mencintai dan menyayangi orang lain. Walaupun aku tahu aku tak pantas untuknya. Tapi aku ikhlas mencintainya karena diriMu Ya Allah. Ajari aku untuk senantiasa kuat, sabar dan ikhlas menerima kenyataan Ya Allah, aku percaya atas rencanaMu, Aku percaya akan kuasaMU, Aku percaya Engkau mengetahui isi hatiku serta keinginanku.
Aku hanya bisa berdoa untuknya, bahagiakan dia dengan pilihan hatinya, tolong lindungi “nduk” dimanapun “nduk” berada, jaga dia agar senantiasa melakukan kebaikan dijalanMu, sayangi “nduk” dan berikanlah semua yang terbaik untuknya. Ya Tuhan aku sayang “nduk”. Bila aku masih dikasih kesempatan untuk bertemu dengannya, izinkan aku untuk  bertemu dengannya, satu kali saja. Tapi jika kami tak dapat dipertemukan dan disatukan didunia, pertemukanlah dan satukanlah kami di surgaMu yang indah, nanti..
Ya Allah ampuni hamba yang selalu mengeluh, jadikanlah hamba orang yang selalu bersyukur.
“Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
Amiin.

BUKAN TAK CINTA

Aku bukan pengganti
Aku bukan jalan mu untuk lari
Perih itu pernah kurasa
Saat aku pertama dan dia yang kedua
Dan aku terlupa
Luka derita itu sakit
Cukup aku, jangan dia kali ini
Aku pernah rasa jadi jangan kau lakukan
Jangan berlari ke arahku
Aku tak sama dengan dia
Yang kedua tapi kau terima
Aku tidak
Aku yang tak bisa
Lukanya kan sama dengan lukaku
Aku bukan jalan pelarian
Selesaikan lalu datanglah
Jangan kau berlari
Selesaikan, aku siapa dengan itu
Dengan mu tapi tidak dengannya
Luka itu pernah kurasa
Sakit, sumpah sakit sekali
Tapi semua kan terasa beda bila aku tak didalamnya
Mungkin dia akan terluka
Tapi aku tidak didalamnya
Tak seabadi derita hati ketika dia pergi dengan pengganti
Dan aku masih di hati
Lepaskan
Lalu datanglah
Mungkin lebih baik
Kerena dia tak dihatimu
Dan datanglah dihatiku
Tapi tidak dengannya
Lupakan bila masih ada dia
Jangan, aku bukan pengganti
Dia yang kau tinggal pergi tanpa kau akhiri
Lupakan aku bukan pelarian
Yang menyelesaikan semua
Aku siap bila kau sendiri
Bukan dengan nya
Bukan berarti ku tak CINTA
 
Support : Waroenk Blog | Wisata Kudus | Ari Safalufi
Copyright © 2013. ARI TOPAN - All Rights Reserved
Blog Created by Jasa Blog
Proudly powered by Blogger